Parah! Hanya Karna Beda Pilihan Caleg, Jenazah Dipindahkan
Viva Merdeka - Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) benar - benar sangat menyayangkan pemindahan dua jenazah yang telah dikebumikan dengan alasan adanya perbedaan dalam memilih calon anggota legislatif dengan pemilik tanah di Kabupaten Bone Bolango, Provinsi Gorontalo.
Robikin Emhas yang merupakan Ketua Pengurus Harian Tanfidziyah PBNU menyebutkan bahwa tindakan tersebut sangat mengoyak rasa kemanusiaan.
“Betapa tidak, politik yang seharusnya menjadi sarana untuk meningkatkan martabat kemanusiaan malah justru mematikan rasa kemanusiaan itu sendiri,” ujar Robikin ketika diwawancarai.
Menurut Robikin, aksi tersebut menujukkan bahwa politik hanya dipahami sebagai sarana untuk mendapatkan kekuasaan. Sehingga tidak penting bagaimana cara untuk meraihnya.
“Sayangnya, kesan penghalalan berbagai cara dalam meraih kekuasaan politik dan hal itu tidak hanya terjadi dalam perebutan kursi legislatif sebagaimana kasus pemindahan jenazah ke kuburan lain yang terjadi di Gorontalo, tapi juga dalam Pilpres,” kata dia.
“Politisasi agama, penggunaan berita bohong dan hoaks sebagai mesin elektoral dapat disebut sebagai salah satu contohnya. Seakan tidak peduli apa dampak yang ditimbulkan,” tambahnya.
Robikin sangat menyayangkan apabila Pemilu di Indonesia membuat hubungan kekerabatan pecah, persahabatan retak bahkan tetangga dianggap sebagai lawan.
“Kalau tidak dihentikan, hal ini dapat merusak kohesivitas sosial dan keharmonisan seluruh masyarakat. Ujungnya ketahanan sosial dan persatuan serta kesatuan bangsa akan menjadi taruhannya,” kata dia.
“Sebagai pesta demokrasi pemilu harusnya bisa menjadi kegembiraan nasional. Layaknya pesta yang tidak perlu ada satu pun gelas pecah,” lanjut dia.
Ia menjelaskan bahwa PBNU sangat berharap peristiwa memilukan pemindahan kuburan akibat perbedaan pilihan politik di Gorontalo menjadi satu-satunya kejadian dan tidak akan terulang kesekian kali.
Viva Merdeka
Baca Juga :
Rencana Prabowo Subianto Bentuk Kementrian Khusus Bencana Jika Terpilih
Bahas Prostitusi Online, Nikita Mirzani : Banyak Artis yang Jualan
Ampun! Kuasa Hukum Vanessa Angel Ikut Undurkan Diri
Robikin Emhas yang merupakan Ketua Pengurus Harian Tanfidziyah PBNU menyebutkan bahwa tindakan tersebut sangat mengoyak rasa kemanusiaan.
“Betapa tidak, politik yang seharusnya menjadi sarana untuk meningkatkan martabat kemanusiaan malah justru mematikan rasa kemanusiaan itu sendiri,” ujar Robikin ketika diwawancarai.
Menurut Robikin, aksi tersebut menujukkan bahwa politik hanya dipahami sebagai sarana untuk mendapatkan kekuasaan. Sehingga tidak penting bagaimana cara untuk meraihnya.
“Sayangnya, kesan penghalalan berbagai cara dalam meraih kekuasaan politik dan hal itu tidak hanya terjadi dalam perebutan kursi legislatif sebagaimana kasus pemindahan jenazah ke kuburan lain yang terjadi di Gorontalo, tapi juga dalam Pilpres,” kata dia.
“Politisasi agama, penggunaan berita bohong dan hoaks sebagai mesin elektoral dapat disebut sebagai salah satu contohnya. Seakan tidak peduli apa dampak yang ditimbulkan,” tambahnya.
Robikin sangat menyayangkan apabila Pemilu di Indonesia membuat hubungan kekerabatan pecah, persahabatan retak bahkan tetangga dianggap sebagai lawan.
“Kalau tidak dihentikan, hal ini dapat merusak kohesivitas sosial dan keharmonisan seluruh masyarakat. Ujungnya ketahanan sosial dan persatuan serta kesatuan bangsa akan menjadi taruhannya,” kata dia.
“Sebagai pesta demokrasi pemilu harusnya bisa menjadi kegembiraan nasional. Layaknya pesta yang tidak perlu ada satu pun gelas pecah,” lanjut dia.
Ia menjelaskan bahwa PBNU sangat berharap peristiwa memilukan pemindahan kuburan akibat perbedaan pilihan politik di Gorontalo menjadi satu-satunya kejadian dan tidak akan terulang kesekian kali.
Viva Merdeka
Baca Juga :
Rencana Prabowo Subianto Bentuk Kementrian Khusus Bencana Jika Terpilih
Bahas Prostitusi Online, Nikita Mirzani : Banyak Artis yang Jualan
Ampun! Kuasa Hukum Vanessa Angel Ikut Undurkan Diri
Tidak ada komentar